Dalam perkembangan politik yang signifikan, Gulam Nabi Azad, mantan Ketua Menteri Jammu dan Kashmir, telah mengumumkan pembubaran semua unit partainya, Partai Azad Progresif Demokrat (DPAP). Pengumuman itu dibuat pada hari Senin melalui pernyataan formal yang dikeluarkan oleh partai.
Menurut Negarawansumber yang dekat dengan Azad menyatakan bahwa pembubaran itu adalah bagian dari langkah untuk merestrukturisasi partai. Pernyataan itu, yang dikeluarkan oleh Bashir Arif, sekretaris Ketua DPAP, mengkonfirmasi bahwa semua tingkatan partai – negara bagian, provinsi, zonal, distrik, dan blok komite – telah dibubarkan. Selain itu, posisi kepala juru bicara dan juru bicara lainnya juga telah dicabut.
Keputusan Azad muncul setelah kinerja partai yang mengecewakan dalam pemilihan Majelis Jammu dan Kashmir baru -baru ini. DPAP telah memperebutkan 23 dari 90 kursi dalam pemilihan tetapi gagal untuk mengamankan representasi apa pun. Penampilan partai yang buruk dalam pemilihan telah menimbulkan pertanyaan tentang masa depan dan kedudukan politiknya di wilayah tersebut.
Kinerja pemilihan yang kurang bersemangat
Langkah restrukturisasi dipandang sebagai upaya untuk menilai kembali struktur partai mengikuti kinerja pemilihannya yang kurang bersemangat. Sementara Azad berharap bahwa DPAP akan muncul sebagai alternatif yang layak untuk kekuatan politik utama di wilayah tersebut, hasil jajak pendapat Majelis telah menyebabkan penilaian ulang strategi partai.
DPAP dibentuk dengan tujuan menangani kebutuhan politik Jammu dan Kashmir setelah keluarnya Azad dari Kongres. Namun, partai telah berjuang untuk mendapatkan pijakan yang signifikan dalam lanskap politik negara yang kompleks. Dengan pembubaran semua unit partai, Azad sekarang ingin mengatur ulang partai, meskipun spesifik dari proses restrukturisasi belum diungkapkan.
Langkah ini telah memicu spekulasi mengenai arah masa depan DPAP. Namun, tidak ada konfirmasi resmi yang diberikan mengenai potensi aliansi atau strategi partai yang bergerak maju.
Publik sekarang mengamati dengan cermat bagaimana keputusan ini akan berdampak pada masa depan partai, mengingat bahwa dinamika politik di Jammu dan Kashmir tetap lancar. Langkah Azad selanjutnya akan sangat penting dalam menentukan apakah DPAP dapat mendapatkan kembali pijakannya di lingkungan politik yang berkembang di kawasan itu.